Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 20, 2017

Ekonomi Indonesia Terpuruk (seri Indonesia Terancam Neo liberalisme dan Neo imprealisme)

Gambar
Oleh : Mochamad Fajrin Ramdani Setelah sejak akhir 1960-an Indonesia melakukan "pembangunan" berdasarkan model kapitalisme dengan ditandai pembangunan berbasis utang dan hanya menitikberatkan pada pendapatan dari ekspor minyak bumi. Inilah diantara faktor-faktor utama yang menimbulkan ketidakstabilan di dalam perekonomian Indonesia. Tiba-tiba pada 1986 harga minyak dunia anjlok. Jika selama beberapa tahun sebelumnya harga berada diatas US$25 per barel, bahkan pada paruh pertama periode perang Irak-Iran harga berada pada kisaran US$28 hingga US$ 38 per barrel, maka pada periode 1986 harga minyak mendadak anjlok hingga ke tinggat US$ 11 per barrel. Akibatnya, pendapatan negara seperti Indonesia dari produksi minyaknya yang relatif rendah (sedikit diatas 1 juta barrel/hari) menurun drastis. Kemudian pemerintah berupaya mengatasi kekurangan devisanya dengan mengundang masuk para investor asing melalui liberalisasi sektor keuangan dan perbankan yang sepenuhnya bercorak kapitalism