Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 12, 2013

Politik Industri Dalam Pandangan Syariah Islam

Gambar
HTI-Press. Dunia Islam sekarang tertinggal jauh dari negara-negara industri di dunia. Sementara Barat telah melewati fase industrialisasi 150 tahun yang lalu, Dunia Islam tetap terde-industrialisasi secara besar-besaran, dan banyak kasus tersebut dipercaya terjadi di negara berkembang. Industrialisasi bisa diartikan sebagai keadaan dimana sebuah perekonomian dilengkapi dengan mesin/pabrik, yang kemudian hal tersebut menjadi stimulus bagi sektor-sektor lain perekonomian. Contohnya adalah Kerajaan Inggris, yang memusatkan manufaktur pada perekonomiannya, industri perkapalan, amunisi dan pertambangan yang mendorong Inggris menjadi sebuah kekuatan global yang mempunyai kemampuan mobilisasi perang dan penjajahan yang cepat. Di saat perdamaian, industri-industri tersebut dipakai untuk kepentingan masyarakat. Hal ini adalah alasan fundamental bagi setiap bangsa yang menginginkan industrialisasi. Mempunyai dasar industri membuat sebuah bangsa bisa memenuhi kebutuhannya se

Bagaimana Mengubah Mata Uang ke Dinar-Dirham?

Gambar
Bagaimana langkah praktis mengubah mata uang yang ada di negeri-negeri Muslim menjadi mata uang dinar atau dirham? Jawab: Sebelum menjawab secara praktis pertanyaan tersebut, alangkah baiknya kita mengenal lebih dulu apa yang disebut dengan dinar dan dirham syar‘î dan konsep umum tentang mata uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat dewasa ini. Pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (dari Bani Umayah) telah dicetak dan diterbitkan mata uang dinar dan dirham syar‘î. Keduanya berlaku sebagai mata uang dan alat tukar dalam seluruh transaksi barang maupun jasa. Baik dinar maupun dirham di-peg-kan pada standar tertentu berupa timbangan berat (wazan) tertentu yang bersifat fixed. 1 dinar syar‘î setara dengan 4,25 gram emas, sedangkan 1 dirham syar‘î setara dengan 2,975 gram perak. Saat itu mata uang yang beredar dalam bentuk logam emas (dinar) maupun perak (dirham). Tentu saja untuk transaksi-transaksi yang bernilai besar, mata uang yang ber

Tata Ruang, Pembangunan dan Konversi Lahan Dalam Islam

Gambar
Oleh: Hafidz Abdurrahman Para ulama kaum Muslim telah menulis masalah ini dalam kitab fikih. Ada yang menyatu dengan pembahasan lain, dan ada yang benar-benar terpisah dan menjadi pembahasan tersendiri dalam satu kitab. Pembahasan tentang tata ruang, pembangunan dan konversi lahan telah dibahas oleh al-Mawardi dalam kitabnya,  al-Ahkam as-Sulthaniyyah  dan al-Farra dalam kitab dengan judul yang sama, ketika mereka membahas  Qadhi Hisbah.  Sedangkan Ibn ar-Rami secara khusus menulis kitab dalam masalah ini dengan judul,  al-I’lan bi Ahkami al-Bunyan . Kitab yang terakhir ini bahkan dianggap sebagai kitab fikih bangunan ( fiqh al-bunyan ) dan infrastruktur secara umum. Landscape Tata Ruang Era Islam Landscape  tata ruang dan pembangunan kota di zaman Islam bisa ditarik ke belakang sejak Nabi SAW hijrah ke Madinah, yang menjadi kota baru, bahkan ibukota Negara Islam pertama. Ketika Nabi SAW membangun Madinah al-Munawwarah sebagai pusat pemerintahan Negara Islam, bagind

Khilafah Menjamin Tata Kelola Pangan Yang Menyejahterakan

Gambar
Oleh: Rofiah Susrini (Lajnah Mashlahiyyah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia) Tingginya harga kebutuhan pokok khususnya bahan pangan saat ini sungguh sudah tak terkendali. Memasuki minggu ketiga Ramadhan tahun ini, setidaknya terdapat lima bahan pangan yang menyita perhatian masyarakat karena harganya melambung tinggi yang disertai kelangkaan barang di pasar, mulai daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, cabai merah hingga cabai rawit merah.  Harga cabe rawit saja, sebagaimana diberitakan indosiar.com (24/07/2013), menembus angka Rp 120.000/ kg, sama dengan harga ongkos kendaraan umum jarak dekat. Sementara harga bawang merah melambung diatas harga ayam hingga mencapai Rp 80 000/kg, dan harga daging sapi meroket hingga mencapai Rp 110 ribu/kg bahkan di beberapa tempat ada yang sudah mencapai Rp 120 ribu/kg. Penyebab tingginya harga bahan pangan diduga dipicu oleh beberapa hal, dari masalah cuaca yang menyebabkan gagal panen, langkanya stok produk dalam negeri, ke

REALITAS DEMOKRASI

Gambar
Para pemikir Barat mempelajari konsep-konsep pemikiran Yunani dan Undang-Undang Romawi untuk menggali perundang-undangan yang mereka inginkan, yang kemudian dikenal dengan “Undang-Undang Sipil”. Sistem pemerintahan digambarkan sebagai perwujudan kehendak rakyat atau pemerintahan rakyat, atau sistem demokrasi. Tetapi benarkah demokrasi mencerminkan pemerintahan rakyat ?             Demokrasi dalam maknanya yang asli seperti itu, sebenarnya adalah ide yang tak mungkin diimplementasikan. Bahkan mustahil dilaksanakan. Konsep ‘dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat’ sulit dipahami perwujudannya. Sebab, berkumpulnya seluruh rakyat di satu tempat (semisal di parlemen) secara terus menerus untuk memberikan pertimbangan, usulan, gagasan (aspirasi) terhadap berbagai persoalan, adalah hal yang mustahil. Keharusan atas seluruh rakyat untuk menjalankan roda pemerintahan dan mengurus administrasinya, juga hal yang mustahil. Berangkat dari sini kemudian dibuatlah konsep-konsep sebagai “penge