Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Kekhawatiran Barat akan bangkitnya Ideologi Islam

Begitu komunisme dianggap runtuh, dengan tempo yang cepat diskusi-diskusi tentang 'ancaman Islam' atau 'bahaya Islam' (Islamic Threat) bermunculan di media massa. Dengan berakhirnya perang dingin, bukan berarti AS dan barat telah merasa aman dan menang sebagai 'penguasa dunia'. AS dan barat mengkhawatirkan ada pesaing baru yang harus diwaspadai dan diantisipasi. Itulah kekuatan Islam yang mulai bangkit kembali. Disana-sini mulai ramai diskusi, seminar dan artikel tentang gerakan kebangkitan Islam sebagai 'ancaman paling potensial' terhadap 'dominasi barat'. Ilmuwan barat yang pertama kali dikenal mempopulerkan benturan peradaban ( clash of civilization ) antara peradaban Islam dan barat, pasca perang dingin, adalah Bernard Lewis, guru besar keturunan yahudi di Princeton University. Bernard lewis dikenal sebagai penulis yang produktif dan orientalis kawakan dalam bidang sejarah Islam dan Yahudi. Lewislah yang mempopulerkan wacana clash of civil

Ekonomi Indonesia Terpuruk (seri Indonesia Terancam Neo liberalisme dan Neo imprealisme)

Gambar
Oleh : Mochamad Fajrin Ramdani Setelah sejak akhir 1960-an Indonesia melakukan "pembangunan" berdasarkan model kapitalisme dengan ditandai pembangunan berbasis utang dan hanya menitikberatkan pada pendapatan dari ekspor minyak bumi. Inilah diantara faktor-faktor utama yang menimbulkan ketidakstabilan di dalam perekonomian Indonesia. Tiba-tiba pada 1986 harga minyak dunia anjlok. Jika selama beberapa tahun sebelumnya harga berada diatas US$25 per barel, bahkan pada paruh pertama periode perang Irak-Iran harga berada pada kisaran US$28 hingga US$ 38 per barrel, maka pada periode 1986 harga minyak mendadak anjlok hingga ke tinggat US$ 11 per barrel. Akibatnya, pendapatan negara seperti Indonesia dari produksi minyaknya yang relatif rendah (sedikit diatas 1 juta barrel/hari) menurun drastis. Kemudian pemerintah berupaya mengatasi kekurangan devisanya dengan mengundang masuk para investor asing melalui liberalisasi sektor keuangan dan perbankan yang sepenuhnya bercorak kapitalism