Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 5, 2014

Kitab Aljabar, Karya Fenomenal Matematikus Agung

Gambar
Sejatinya kitab ini berjudul al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-gabr wa’l-muqabala. Dalam bahasa Inggris kitab ini dikenal sebagai “The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing”. Kitab peletak dasar matematika modern itu biasa pula disebut Hisab al-jabr wal-muqabala . Kitab ini merupakan karya seorang ilmuwan Muslim pada abad ke-9 M yang sangat monumental. Adalah Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi sang penulis kitab matematika itu. Matematikus Muslim asal Persia itu merampungkan kitab yang sangat populer dan menjadi rujukan para ahli matematika sepanjang zaman itu pada  820 M. Berkat kitab inilah, dunia matematika modern mengenal istilah Aljabar.  Aljabar berasal dari bahasa Arab al-gabr yang berarti ”pertemuan” atau ”hubungan.” Aljabar merupakan cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang.  Carl B. Boyer dalam karyanya b

Muslim Terbaik, Muslim Produktif

Gambar
Oleh : Risky Irawan Dalam dunia bisnis, produktif sering dikaitkan dengan kapasitas yang dihasilkan dari suatu perusahaan, Baik dari segi kapasitas jumlah barang, maupun banyaknya jasa yang ditawarkan. Tapi produktif dalam hal ini adalah produktivitas secara pribadi, produktif dimana artinya yaitu kemampuan menghasilkan suatu karya yang bermanfaat bagi diri sendiri, maupun orang lain. Yang mendorong seseorang Muslim untuk menjadi pribadi yang Produktif, adalah Islam mewajibkan setiap Mukallaf untuk berpikir. Dalam hal ini, Imam Syafi’i berkata:“Ketahuilah bahwa kewajiban pertama bagi seorang mukallaf adalah berfikir dan mencari dalil untuk ma’rifat kepada Allah Ta’ala. Arti berfikir adalah melakukan penalaran dan perenungan kalbu dalam kondisi orang yang berfikir tersebut dituntut untuk ma’rifat kepada Allah. Dengan cara seperti itu, ia bisa sampai kepada ma’rifat terhadap hal-hal yang ghaib dari pengamatan

Memulai Bisnis : Belajar Dari Kesalahan Survei

Gambar
Muslimpreneur, lagi  tentang trik dan tips memulai bisnis yang halal lagi thoyyib. Kali ini, kita akan belajar dari pemain bisnis lain yang sudah mapan, khususnya dalam melakukan survei pasar. Selamat menikmati. Survei adalah tahapan proses yang penting dan tidak bisa dilewatkan begitu saja dalam memulai dan bahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan bisnis kita. Sedemikian pentingnya, sehingga setiap pelaku bisnis  harus dapat melakukannya, sekalipun sederhana. Akurasi  metodologi dan kemampuan menangkap keperluan pasar di saat ini dan masa depan menjadi syaratnya. Pertengahan tahun 90-an, British Airways (BA) melakukan survei kepada para penumpang kelas eksekutif, apa yang penting dan dibutuhkan oleh penumpang. Jawaban terbanyak adalah makanan dan anggur yang enak, kursi yang nyaman dan video yang menarik.  Dengan dasar itu, BA melakukan penyempurnaan untuk kursi penumpang dan menambah canggih piranti film dan audio di kursi. Namun pa

Jebakan Mindset dalam Bisnis!

Gambar
Oleh : Risky Irawan Sesungguhnya perkara yang halal itu sudah jelas dan perkara yang haram juga sudah jelas. Diantara keduanya adalah hal-hal yang meragukan (syubhat), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa bisa menjaga dirinya dari hal-hal yang syubhat itu, berarti dia telah memelihara agama dan kehormatannya. Sementara barangsiapa yang terjatuh ke dalam hal-hal yang syubhat, berarti dia telah terjatuh ke dalam hal-hal yang haram sebagaimana seorang pengembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang, dimana dikhawatirkan hewan gembalaannya merumput ke daerah terlarang itu. Katahuilah bahwa setiap penguasa memiliki wilayah terlarang, dan wilayah terlarang Allah adalah hal-hal yang telah Dia haramkan. (Muttafaqun ‘alaih) Saya pernah beberapa kali mendengar ungkapan dari beberapa kalangan masyarakat yang menyebutkan bahwa, “Mengais rezeki dari Allah yang haram saja sulit, apalagi yang halal!”. Nah Lho, Ada apa

Jangan Lupakan Value of Prosperity Dalam Bisnis Kita!

Gambar
                                                                   Erik H Sitepu Koordinator Komunitas Pengusaha Rindu Syariah Riau Banyak sekali pengusaha yang mengaku mereka adalah pengusaha muslim, tetapi ketika gagal dalam bisnisnya selalu menjustifikasi bahwa dunia ini hanya hiasan semata, dunia hanya sementara, uang tidak dibawa mati, dan segudang alasan lainnya sehingga mesjid menjadi sekadar tempat “persembunyian” mereka ketika mereka gagal memenuhi value of prosperity (Al Qimah Al Madiyyah). Bahkan secara masif telah terjadi pemahaman yang keliru tentang uang dan harta. Pemahaman seperti ini terjadi karena kebanyakan maklumat tsabiqoh (informasi sebelumnya, salah satu unsur proses berpikir) yang diterima sejak kita kecil bersifat negatif, seperti uang merusak persahabatan dan persaudaraan, uang itu kotor, orang kaya itu sombong, dan kata-kata yang paling favorit : uang adalah akar masalah. Den

Pandangan Islam terhadap Masalah Perburuhan

Gambar
Oleh : Hisyam Waliyuddin Problematika perburuhan yang saat ini menjadi pemandangan sehari-hari kita, tidak pernah ada dalam penataan sistem Islam. Dalam Daulah Khilafah Islamiyah semua bibit sengketa buruh dan pengusaha ditiadakan. Karenanya bisa dikatakan dengan menerapkan sistem Islam, problem perburuhan sudah diaborsi sejak jauh hari sebelum lahir dan  berkembang!  Terkait ini, Islam menata dua aspek dengan tatanan regulasi sedemikian sehingga tidak muncul problem perburuhan. 1), aspek mikro terkait kontrak kerja antara buruh dan pengusaha. Dengannya akan terjawab bukan hanya besaran upah, namun juga masalah kepastian kerja (PHK) dan besarnya pesangon. 2), aspek makro menyangkut hak setiap orang, termasuk buruh untuk memperoleh kesejahteraan. Penyelesaian aspek ini, akan menempatkan buruh dan pengusaha pada posisi tawar yang semestinya. Keterbatasan lapangan kerja, rendahnya SDM dan rendahnya kesejahteraan hidup pekerja, serta tidak terpenuhi jaminan hidup dan tunj