Minimalisir Konsekuensi Kegagalan Berwirausaha

 
Gagal dalam usaha. Setiap tindakan mempunyai konsekuensinya masing-masing. Dalam berwirausaha, konsekuensinya adalah usaha tidak berjalan mulus sehingga akhirnya harus ditutup meski modal awal belum kembali.

Berani bertindak artinya berani menghadapi konsekuensi yang ada. Tetapi tentunya konsekuensi bisa ditekan dengan perencanaan yang matang. Berikut beberapa hal yang biasanya menjadi faktor kegagalan dalam berwirausaha, yaitu:



1.Kurangnya pemahaman bidang usaha.

Hal ini terjadi karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Apalabila seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisasikan bentuk usaha yang digeluti, maka hal itu bisa mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riil sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.

2.Gagal dalam perencanaan.

Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.

3.Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai.

Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran usaha. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang tujuannya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
  
4.Tidak ada inovasi produk.

Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk bisa unggul di pasar.

5.Ekspektasi profit terlalu tinggi.

Keuntungan adalah motivasi awal setiap orang yang ingin memulai usaha. Pada kenyataannya, seringkali keuntungan yang didapat jauh dari ekspektasi profit bersih ataupun dari biaya yang telah dikeluarkan akan membuat usaha perlahan menjadi berhenti. Mematok bayangan profit yang tinggi tanpa mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya adalah sikap yang kurang objektif. Hal yang penting sebelum memproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal.

6.Ketidakmampuan beradaptasi dengan teknologi.

Gencarnya teknologi saat ini membuat sebuah usaha hanya mempunyai dua pilihan yaitu untuk bisa memanfaatkan teknologi untuk menjaga dan memajukan eksistensi usahanya atau tidak bisa mengimbangi perkembangan teknologi dan kalah dalam bersaing dengan usaha lain yang bisa memanfaatkan teknologi.

7.Kurangnya pemahaman sumber daya.

Sumber daya untuk pemenuhan pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan sangat penting guna mendapatkan biaya operasional rendah dengan kualitas maksimal. Jika biaya operasional awal sudah terlampau tinggi, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal awal akan semakin lama sehingga akan menyebabkan kerugian.

8.Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan.

Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselesaikan dengan baik. Penanganan modal dan kredit dari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baikî sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

9.Faktor SDM.

Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi usaha. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.

Sebaiknya siapkan segala sesuatunya untuk menekan konsekuensi yang mungkin terjadi walaupun terkadang tetap ada celah kecil yang luput dari perhatian. Bagaimana dengan pengalaman Anda dalam menekan kemungkinan konsekuensi dari pilihan Anda? (/BW)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekhawatiran Barat akan bangkitnya Ideologi Islam

Struktur Negara Khilafah